Kamis, 09 Maret 2017

Mamaku itu.. (International Women's Day)


Image may contain: 3 people
Mama itu hebat. Ia menyelesaikan kuliahnya saat aku berada dalam kandungan. Dengan perut buncit dan morning sickness, ia tetap semangat mengejar wisuda. Meskipun aku telah membebani tubuhnya, ia tetap mengajakku ke kampus, ke TK tempat ia mengajar, dan ke rumah-rumah muridnya untuk memberi private class. Dan aku lupa, kapan terakhir kali memijit tubuhnya yang sudah tak lagi muda.

#Violet 23
Mama itu jenius. Ia menjadi guru dan pelatih pertama. Mengajarkan berbicara dan melatih motorik. Mengajak berjalan, melompat dan berlari. Memintaku untuk membaca dan menulis hingga berkhayal.
Hingga kini masih ada satu ruang tempat bermain dulu di dalam rumah. Dindingnya penuh coretan gambar aneh. Dari jutaan bintang, pangeran berkuda hingga semut raksasa. Mama tak pernah berfikiran untuk mengecat ulang. Tapi aku tak pernah memberinya ruang untuk merasa dibanggakan menjadi seorang ibu. Kecuali dengan kerepotan mengurusku.
Mama itu pendongeng terhebat. Sebelum tidur ia selalu bercerita banyak hal. Dari kancil dan Pak Tani, buaya, sapi, keong mas, asal usul Rawa Pening, dan ratusan cerita lainnya. Lalu bernyanyi lagu anak-anak yang menyenangkan. Tapi kini justru membalasnya dengan keluh kesah perjalanan hidupku yang tak seindah dongengnya dulu.
Mama itu hangat. Ia selalu mencium pipiku sebelum aku berangkat ke sekolah. Yang tak malu mendekap saat kedinginan di pinggir lapangan yang memaksa menonton pertandingan bulu tangkis tengah malam. Padahal aku tak lagi mungil. Tapi aku lupa, kapan terakhir memeluknya cukup lama.
Mama itu kuat. Ia menggendongku ke kamar tidurnya saat pingsan di ruang tamu, setiba dari sekolah. Papa bekerja dan hanya ada mama serta kedua adik yang masih kecil di rumah. Mama memaksakan diri mengangkat tubuhku yang mencapai 30 kg. Aku terbangun di atas kasur melihat mama bercucuran keringat. Bahkan sampai sebesar ini pun, aku tak pernah menyeka keringatnya yang lelah bekerja mengurus rumah.
Mama itu penyabar. Ia tak pernah benar-benar memarahiku. Pun meski ketahuan bolos. Pulang terlambat karna main hujan. Matematika mendapat nilai 2. Hingga tak lolos masuk SMP negeri. Ia juga sabar menemani les modeling walau harus menerjang banjir. Meski tak membawa gelar apapun dari kontes kecantikan itu. Pula tak dapat menjadi model terkenal seperti apa yang mama inginkan.
Mama tak pernah malu menyuapiku. Bahkan saat sudah menjadi mahasiswa. Saat terburu-buru berangkat ke kampus, masih memperhatikan giziku. Bahkan tak pernah absen mengirim masakannya saat aku kost dulu, agar tak malas makan dan dilarikan ke IGD untuk kedua kalinya di tanah rantau. Boro-boro menyuapinya, aku sendiri bahkan tak pernah bertanya, apa beliau sudah makan sekarang?
Mama tak pernah membedakan kami. Menerima apapun kelemahanku. Mama tak pernah menuntut lebih. Walau aku sungguh jauh berbeda. Tak sehebat mereka. Aku tak bisa seperti kakak cerdas yang lulus S2 dengan pure beasiswa. Dan adik-adik yang super aktif menggondol emas di pertandingan-pertandingan silatnya. Aku hanya dapat mempersembahkan cerita dan foto dari tanah Saudi. Tak berbobot sama sekali.
Mama itu ahh.. Ia adalah yang terindah yang pernah kumiliki. Yang mengajarkan apa itu cinta tanpa pamrih. Sayang seluas semesta. Kasih selayak hujan. Tak pernah habis. Terus dan selalu terus ada. Membasahi yang tadinya kering. Menyuburkan yang tadinya tandus.
Mama, maafkan aku yang belum dapat membanggakanmu. Maafkan aku yang masih menjadi beban pikiranmu. Maafkan aku yang masih tak mampu membalas curahan kasihmu. Aku yang justru pergi mengejar masa depan. Tanpa menghiraukan keriput yang semakin merata di wajahmu.
Lelah dan letih itu. Menjadi semangat untuk terus maju. Pantang berhenti dan tidak mengeluh pada jarak yang terbentang menggerogoti waktu.
Semoga mama dan papa senantiasa sehat dan bahagia selalu.
Doa mama dan papa, adalah cahaya di setiap langkah.
*Violeta
Riyadh, Arab Saudi, 8 Maret 2016, 02.28 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One Day One Post

Saya tak pernah benar-benar mengerti. Sebuah perkumpulan manusia dengan satu misi. Lucu jika kemudian ada yang bertahan dan tereliminasi. Bu...