Kamis, 02 Maret 2017

Impian yang Diberkahi



Image may contain: 1 person, closeup and indoor
#Violet 19

Beberapa saat lalu tulisan saya yang berjudul "Takdir dan Secarik Mimpi Perawat Luar Negeri" di share admin ke salah satu group PJTKI miliknya. Sambutannya luar biasa. Dari yang memberi selamat hingga mendoakan. Kaget? Iya. Karna pertama kali.
Bertahun lalu pernah mengirim essai ke perlombaan tingkat kota. Tapi ya begitu. Tulisan saya seperti kacang yang dikacangin. Bahkan kalah dengan tulisan anak SD yang justru menjadi juara pertama.
Doa-doa dan ucapan itu serta merta memacu semangat untuk terus berlari dalam keterbatasan.
Dahulu, saya kira keluar negeri adalah puncak segala upaya. Tapi ternyata salah. Ini adalah awal dari sebuah upaya yang tetap harus diupayakan. Beradaptasi dengan lingkungan dan belajar extra berbahasa asing. Pula segudang tantangan tergelar sempurna.
Banyak yang mengira berada diluar negeri itu enak. Keren lah. Hebat lah. Mantap lah. Apalah. Tapi tidak kawan. Kami tak sehebat yang kalian pikirkan.
Tidak.
Kami tidak sehebat teman-teman yang berjuang bertaruh nyawa mengabdi di perbatasan. Masuk ke pelosok-pelosok desa dan memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma. Membantu persalinan di atas perahu yang mengombang-ambingkan nyawa. Meluangkan waktu merawat pasien untuk mengajar anak-anak yatim piatu. Berbagi ilmu bagi yang membutuhkan.
Bahkan ada seorang teman perawat yang kini sedang memeras otak mengikuti pelatihan anastesi mengatakan, "tujuanku bukan gaji besar, Vii. Tapi semoga usaha ini akan membawa ke mimpiku. Mendirikan yayasan untuk panti jompo dan anak terlantar."
Ceeessss... Saya seperti disiram hujan di tengah gurun musim panas.
Menyejukkan tapi juga cambuk untuk diri sendiri.
Betapa seringnya saya hanya berorientasi pada diri sendiri. Berpandangan sempit. Bahkan menutup mata pada keadaan sekitar. Fokus pada apa yang ingin dicapai tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya harus dilakukan. Saya sungguh tak ada apa-apanya dibanding kehebatan dan kedermawanan teman-teman.
Saya malu pada mimpi saya yang terlalu rendah. Malu pada upaya saya yang hanya sebatas keakuan. Malu pada teman-teman yang berhati mulia. Malu pada Allah Sang Pemberi impian sesungguhnya.
Teman. Saya tak ingin memaksa teman-teman keluar negeri. Tidak. Karna sesungguhnya mimpi terhebat itu saat kita dapat bermanfaat bagi manusia.
Buatlah mimpi-mimpi hebatmu. Tulislah besar-besar di dinding kamar. Bacalah setiap hari. Sebelum dan bangun tidur. Sebelum dan setelah shalat. Setelah mengaji. Dan di saat-saat kita lelah berproses mengejarnya. Di waktu kita hampir menyerah dan berhenti melangkah. Semua itu saya lakukan dahulu. Memang berhasil mengumpulkan semangat yang berceceran.
Apapun mimpi itu. Mau jadi karyawan swasta, PNS, Pengusaha, Dosen, Pendiri Yayasan amal atau PLN (Pegawai Luar Negeri). Semoga dapat menjadi bekal keberhasilan dunia dan akhirat. Semoga kita dapat selalu menebar energi positif dan kesejukan pada sekitar.
Mari bangun impian kembali. Kita belajar dan kencangkan ikat pinggang. Ada yang harus diraih di masa datang. Dan percayalah,
"segala sesuatu yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi adalah hasil dari pilihan kita." (Ust. Felix S.)
Melalui harapan, doa dan tindakan nyata. Melalui kemauan dan kemampuan yang ditempa. Melalui keikhlasan, kesabaran dan bersyukur tanpa celah.
Dari Ibnu Umar, bahwa seorang lelaki mendatangi Rasulullah Shallallahualaihiwassalam dan berkata, ”wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah? dan amal apakah yang paling dicintai Allah?”
Rasulullah Shallallahualaihiwassalam menjawab, ”orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.” (HR. Thabrani)
Hadits ini dihasankan oleh Syeikh al Albani didalam kitab “at Targhib wa at Tarhib” (2623)

*Violeta
Riyadh, Arab Saudi, 2 Maret 2016, 09.26 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One Day One Post

Saya tak pernah benar-benar mengerti. Sebuah perkumpulan manusia dengan satu misi. Lucu jika kemudian ada yang bertahan dan tereliminasi. Bu...