Kamis, 09 Maret 2017

Tinggal dengan Keluarga Arab Saudi itu Rasanya...

#Violet 22

Setelah 3 kali berganti keluarga. Pertama dengan keturunan Mesir. Lalu dengan Arab setengah Perancis. Hingga 4 bulan ini menjaga opa oma asli Arab Saudi.
Kadang-kadang menggelitik nyali. Apalagi menjadi satu-satunya perawat di rumah ini. Ada saja yang selalu buat haha hihi.
Terlepas batuk bermenit-menit karena tersedak kerupuk, hingga jeritan oma yang membuat saya langsung lari ke ruang tengah. Saya kira terpeleset atau apa. Eh ternyata, lagi nonton rusa dikejar singa di Natgeo.
Saya yang berdiri di belakang oma, malah ikut jejeritan. "Lari... Rusaa... Lariiii!!! Dasar singa sok kegantengan! Mau-maunya ngejar dia yang tak memilihmu." Eh.
Belum lagi jika dalam sehari si oma harus saya suntik 3x karna hyperglycemia. Pasutri ini justru berkomplot menenangkan saya. Lah. Apa kelihatan seperti vampire? Opa membujuk saya. Yang tertafsir, "don't touch my Love!"
Iyah. Opa itu so sweet-nya ampun-ampunan. Mendukung oma kapan pun dan bagaimana pun. Kecuali bagian oma makan ice cream. Ya, ya, mendingan itu ice cream buat saya saja.
Meskipun usia tak lagi muda. Kemana-mana selalu bersama. Bahkan untuk makan pun, saling tunggu-tungguan. Pokoknya harus bareng. Bahkan, kalau opa ke kamar mandi, si oma mem-pause makannya. Nunggu opa duduk lagi di ruang makan.
Pernah kali waktu, saat memberi obat. "Suka film itu?" tanya oma. Nunjuk The Lord of The Rings di TV. Yaiyalah, Frodo kece begitu.
Opa nyahut, "duduk sini. Nonton. Terus translate ke bahasa arab, biar kita paham."
Eehkkkk... Kita semua tertawa.
Kebetulan filmnya berbahasa Inggris tanpa subtitle arab. Dan pasangan ini tau benar Bahasa Arab saya carut marut. Masih sering terbalik antara kantor dan dapur, makhtab - matbakh.
Oma paling marah ketika tanya, "sudah makan?" selalu menerima jawaban, "belum". Ngomel sambil nyungsepin apel dan pir di kantong seragam saya. Padahal, barusan nuntasin roti 2 lapis. (roti belum termasuk makan toh?)
Jika ditanya, apakah tinggal di keluarga Arab Saudi itu menyeramkan? Mungkin sebagian cerita tadi bisa menggambarkan, apa iya seram? Mau menjadi perawat satu-satunya atau bahkan ramai-ramai. Kenyamanan untuk tinggal dan menikmati lingkungan itu berasal dari hati.
Sulit komunikasi, iya, apalagi obat-obatan oma semua dari Perancis. Mau tak mau jadi bersenggolan dengan bahasa Menara Eiffel itu.
Pernah diminta membaca strip obat. Bahkan obat 1 lemari pakaian full. Diminta digolongkan menurut jenisnya. Badan saya gemetaran. Karena semuanya berbahasa Perancis. Apesnya, HP tak ada di saku. Mau tanya siapa coba?
Pertanggungjawaban dramatis dari nilai C di mata kuliah pharmacology dan sering bolos di pelajaran Bahasa Perancis.
Ahh. Sebenarnya mau di Indonesia atau di belahan bumi lainnya, mau jadi perawat atau pengusaha, tantangan itu selalu ada. Entah apa bentuk dan levelnya. Tapi intinya sama, tantangan tetap tantangan yang hadir untuk diselesaikan. Bukan justru merutuki keadaan dan menyalahkan kelemahan.
Jika memang sesuatu terjadi di luar kehendak, bisa jadi memang ada kekeliruan. Tapi bukan menjadi alasan untuk berhenti mencoba dan berusaha, kan?
Jika yang dilakukan sekarang masih saja kita sesali, jurusan salah atau tempat kerja tak sesuai hati. Coba pejamkan mata, dan ingat-ingat nikmat apa yang telah kita dapatkan.
Teman, sahabat, keluarga baru, bahkan serentetan pengalaman yang sangat membantu mencapai mimpi-mimpi baru. Kesempatan yang tak pernah kita bayangkan dulu.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 216 Allah berfirman “….tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Belajar mensyukuri dan menikmati segala proses lengkap dengan lika-likunya adalah pilihan selain bertahan dan berjuang hingga (kontrak hidup) selesai. Tak perlu menyesal, bisa jadi, ada bongkahan emas yang menanti di ujung jalan berbatu ini.
Ahh, kalau saja dulu bersikukuh ingin menjadi international tour guide. Mungkin saya tak bisa memakai seragam putih-putih, menemani oma opa menonton Jinny Oh Jinny versi Arab Saudi. Yang usilnya, aduuhh.. Selain wangi, karna parfum dipakai mandi, ternyata orang Arab suka ngelawak juga.
Kalau Raja Salman, ngehumor juga ga ya?
*Violeta
Jeddah, KSA, 7 Maret 2017, 1.00 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One Day One Post

Saya tak pernah benar-benar mengerti. Sebuah perkumpulan manusia dengan satu misi. Lucu jika kemudian ada yang bertahan dan tereliminasi. Bu...