Rabu, 15 Maret 2017

I am Saudi Private Nurse


No automatic alt text available.


#Violet 25

Pernah dengar private nurse?
Atau baru dengar?
Di Indonesia, tembok, tiang, lampu lalu lintas sampai pohon pinggir jalan biasa terhiasi dengan tempelan iklan Private Teacher. Guru yang datang ke rumah siswa dan memberikan pembelajaran sendiri. 1 guru 1 siswa.
So, how about private nurse?
Awalnya mengira bahwa saya adalah perawat homecare. Perawat yang memberikan perawatan kesehatan di rumah pasien. Tapi mindset berubah saat beberapa kali datang ke Mustasfa (Rumah Sakit).
Dokter dan perawat menyebut saya private nurse. Karna bersama pasien selama 24 jam. Jadi, di mana pun ada Baba, begitu kami memanggilnya. Yang dalam bahasa arab sendiri artinya bapak. Sama seperti Abuya (bapak), maka di sana ada saya.
Saya dan Shama, perawat dari India, bekerja di rumah baba. Menjaga dan merawat Baba. Usianya 96 tahun. Dengan penyakit Alzheimer kronis. Emosi naik turun dan lupa dalam sepersekian detik. Bahkan 7 bulan merawat baba, ia tak dapat mengingat saya. Dia memanggil semua orang dengan sebutan Dada.
Sulitkah pekerjaan ini?
Jika membandingkan dengan pekerjaan sebelumnya, sebagai perawat ICU (Intensive Care Unit) di Rumah Sakit, private nurse amat sangat santai sekali (lebaii syekalee). Bayangkan jika di ICU berhadapan dengan ventilator, monitor hemodinamik dengan EKG (electrocardiograf) absurd, obat-obat penyelamat yang juga sangat mematikan jika salah pemberian, dan paling bikin saya jantungan adalah saat pasien henti jantung.
Satu hari bisa bertemu sakaratul maut 2 atau 3 kali. Sudah seperti minum obat. Dan bagi yang terkadang bisa melihat keberadaan 'mereka', keadaan seperti itu menyiksa. Saya sering tidak bisa bernafas. Atau tiba-tiba lari ke kamar mandi bila amat ketakutan. Maka daripada tak optimal, saya memilih resign setelah 1 tahun bekerja. Dan mencoba jalan baru. Dengan resiko yang lebih minimal.
Apa kendalanya?
Alzheimer Baba terkadang menguras emosi. Tengah malam teriak histeris minta ke Jeddah karna akan mengajar di sekolah. Padahal ia bukan guru atau dosen. Lagian toh sudah pensiun dari pekerjaan dulu di Embassy of Mesir. Yang bikin pusing saat dia bilang sedang puasa. Ingatannya berhenti saat bulan Ramadhan. Jadi bagi dia, setiap waktu adalah Ramadhan. 2 hari tidak mau makan. Kekeuh bilang puasa.
Dan jikalau mau makan, ingin ditemani istrinya. Ya Robb! Istrinya sudah meninggal, masa iya makamnya digali? Yang bikin senewen lagi karna dia takut air. Astagaa! Kita seperti perang dunia ketiga saat memandikan Baba. Dia marah-marah, teriak, menendang, mencengkeram tangan saya, fiiuuhh!
Tapi jika mood sedang baik, ia ramah dan lucu. Kami bisa saling menggelitik lalu tertawa. Melempar joke dan dia memberi uang 100 riyal. Yang pada kenyataannya itu hanya uang 1 riyal yang akan saya kembalikan kesakunya lagi saat ia tidur.
Tapi jangan salah, meski bekerja di rumah, tindak tanduk kami amat diperhatikan. Kami selalu membuat laporan tiap aktifitas yang dilakukan Baba dan mencatat obat-obat yang telah diberikan. Menulis di buku dan melaporkannya kepada kepala keperawatan di Security Forces Hospital. Kami juga diawasi oleh beberapa dokter. Jadi jika ada masalah, kami harus menelpon dokter bersangkutan.
Bagi saya, private nurse menyenangkan. Belajar menikmati waktu yang bergulir. Dengan hambatan bahasa dan tantangan mengatur Alzheimer Baba, semua terasa klop dengan bertemu teman-teman dari berbagai negara, menemukan bahasa berbeda, pengalaman bergaul dan mengasah kemampuan bertahan (hidup) di negeri orang.
Teman, yang ingin saya bagi disini adalah, terkadang kita dihadapkan pada pilihan. Untuk bertahan atau bergerak. Menjaga yang telah di dapat atau memilih jalan lain yang belum kita tahu.
Jangan pernah takut mencoba. Lakukanlah hal baru. Coba pertimbangkan apakah dengan bertahan kita mendapat hal baik atau justru dengan meninggalkannya kita mendapat hal berbeda yang jauh lebih baik. Karna setiap pilihan menawarkan kesempatan dan mengasah kemampuan berbeda.
Tantangan baru itu anggap saja seperti challenge. Bukankah game yang asyik jika semakin menantang pemainnya?
"Life begins at the end of your comfort zone."
So, here I am, become Saudi Private Nurse. Pekerjaan baru yang tak pernah saya bayangkan dulu.
*Violeta
Riyadh, Saudi Arabia, 10 Maret 2016, 09.12 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One Day One Post

Saya tak pernah benar-benar mengerti. Sebuah perkumpulan manusia dengan satu misi. Lucu jika kemudian ada yang bertahan dan tereliminasi. Bu...