Selasa, 14 Februari 2017

Reuni Perawat Indonesia di Jeddah National Hospital

#Violet3



















Tanggal 6 Januari lalu digelar Seminar Kegawatdaruratan di Jeddah National Hospital.

Sebenarnya, tak banyak yang saya tahu bagaimana mekanisme seminar internasional untuk tenaga kesehatan berlangsung, karena pertama kali ikut. 

Saya datang setengah jam sebelumnya. Jam 7 pagi! Sambil menahan kantuk karena semalam hanya tidur 1 jam.

Olala! Ternyata masih seppiii!

Di lobby, saya menunggu sambil gelar tikar, buka bakul, jualan nasi uduk. Berhasil diusir satpam.

Acara baru dibuka jam 9. Warbiyasah!

Dari ratusan peserta, hanya kami, 9 orang yang berasal dari Indonesia. Lainnya dari Philippines, Pakistan, India, Mesir, dan beberapa negara lain yang tak mungkin saya tanya satu persatu. (Kurang kerjaan)

Di ruang seminar, dokter-dokter dari berbagai negara menjelaskan dengan semangat mengebu-gebu. Membara. Terbakar. Gosong.


Saya hanya mengangguk-angguk. Garuk-garuk. Atau menguap sesekali. Entahlah mereka bicara apa. 

Bahasa inggris dengan logat India kental, yang sulit dibedakan ketika menyebut ‘de’. ‘el’ dan ‘te’. Hingga ‘de’ lainnya yang sering muncul di akhir kata. Jadi bayangkan jika menjelaskan tetang Electrocardiogram, disebutnya dengan kardiolody (cardiology), emdoly (emboli), Atlial platdel (Atrial Flutter), Pentlikel Piblilladen dan sebangsanya.

Membayangkan ventrikel fibrillation saja sudah ruwet, apalagi pentlikel piblilladen, mumet!

Okeh, maka tuntas sudah, sesuai dengan kapasitas otak saya yang pentium kawakan, hanya 20% yang masuk. Lainnya hanyut di Sungai Gangga.

Sepertinya bukan hanya saya yang keasyikan dengan menstranslet-nya ke bahasa yang lebih ramah otak, peserta lainnya asyik dengan lamunan dan kantuknya.

Hingga kelima materi selesai dipaparkan oleh pemateri dari negara berbeda. Dengan pendalaman materi dan gaya khas masing-masing. Dari santai haha hihi, sampai serius seperti ujian skripsi. Meninggalkan saya yang terbengong-bengong, “loh, sudah selesai? Tadi bahas apa yak?”

Kopi sudah tandas di cangkirnya. Ruang makan berangsur lengang. Panitia membagi sertifikat. Selesai berfoto ria dan meninggalkan ruangan. Kami melesat ke pantai terdekat. Duduk leha-leha atau sekadar tiduran di tepi laut merah.

Menikmati angin musim dingin. Melupakan penatnya hafalan ‘alkalosis metabolik terkompensasi sempurna’. Benar-benar sempurna mengulur syaraf yang mengkerut tersiram hukum-hukum asam basa. Kalau saja diijinkan berenang, saya bisa langsung terjun ngejar lumba-lumba!

Jadilah hanya menikmati kudapan di atas rumput hijau dan menonton anak-anak bermain bola. Menggelindingkan kenangan dan menendang kekesalan. Sesekali menertawakan kegundahan di tempat kerja. Hingga melayar harapan di birunya lautan.


Ah ya, di taman ini, kita bebas loh, laki-laki perempuan mengobrol santai. Seperti di kelas seminar tadi yang tidak membedakan gender. Laki perempuan duduk sebelahan tidak jadi masalah. Bahkan beberapa tidak menggunakan abaya hitam, ya namanya juga di ruangan. Asal tetap santun dan saling menghormati.

Maka bagi saya, bekerja di luar negeri itu tidak hanya tempat berburu materi dan niat ke tanah suci. Tetapi dengan seminar seperti itu, sebagai ajang berburu update ilmu dan reuni bagi para perantau seperti kami. Bahkan yang di Mekkah rela datang ke Jeddah untuk mengisi kursi. Kapan lagi bisa berkumpul di tengah-tengah jadwal dinas yang padat merayap.

Plus selembar sertifikat yang bisa ‘dijual’ di Indonesia nanti. Syukur-syukur setelah pulang bisa jadi pemateri.

Bagaimana? Tertarik ikut seminar internasional?

Yuk, agar pikiran lebih terbuka. Karena dunia tak seluas daun nangka.

Masih banyak tempat yang harus dijelajah. Banyak ilmu yang belum terjamah. Banyak pengalaman yang antri untuk ditawan. Dan banyak ruang untuk bertemu sang jodoh tercintah.

Tanggal 27 Januari 2017 akan digelar kelas lanjutan di JNH dengan materi “Cardiac Care: elektlodaldioglam”. Eh, electrocardiogram. Silakan yang berada di Jeddah dan sekitar. Semoga bisa menambah ilmu, wawasan dan teman. Semoga pulangnya bisa bawa calon ke pelaminan.


*Violeta
Jeddah, KSA, 18 Januari 2016, 4.58 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One Day One Post

Saya tak pernah benar-benar mengerti. Sebuah perkumpulan manusia dengan satu misi. Lucu jika kemudian ada yang bertahan dan tereliminasi. Bu...